onenet.co.id – Kekeringan akibat musim kemarau panjang melanda Nagari Biaro Gadang, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam. Sumber air yang biasanya dimanfaatkan warga kini mengering, membuat ratusan keluarga kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bukittinggi merespons cepat dengan menyalurkan 20.000 liter air bersih langsung ke rumah-rumah warga. Sedikitnya 200 kepala keluarga (KK) merasakan manfaat distribusi yang dilakukan PMI, meski keterbatasan armada membuat sebagian warga masih menunggu giliran.
Salah seorang warga, Suhardedi (55), menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan tersebut.
“Ya kami sangat berterima kasih sekali. Sebetulnya sumber air ada, tapi sekarang kering. Jadi lebih kurang 200 KK sekarang bertumpu ke bantuan dari PMI,” ujarnya.
Namun, ia mengungkapkan distribusi saat ini belum sepenuhnya menjangkau semua warga.
“Sekarang ini sudah dua tangki, tapi baru sepertiga warga yang dapat. Kalau bisa ditambah satu mobil lagi, tentu lebih cepat merata. Kami tadi juga sudah menyampaikan langsung ke Ketua PMI Sumatera Barat, mudah-mudahan bisa ditambah armada supaya lebih cepat,” tambahnya.
Suhardedi juga menyinggung kondisi ekonomi warga yang tidak semuanya sanggup membeli air. Untuk itu, pengurus masjid ikut turun tangan mengelola pendistribusian.
“Oh, ada warga yang beli, tapi tidak semua sanggup. Jadi sekarang masjid yang mengelola. Kami kumpulkan sumbangan dari warga, lalu dipakai untuk operasional PMI,” jelasnya.
Ia berharap PMI dapat terus meningkatkan pelayanan distribusi.
“Harapan kami ke depan, lebih bagus lagi kalau ditambah mobil operasionalnya. Jadi tankinya lebih banyak, supaya tidak terlalu capek kawan-kawan PMI di lapangan. Apalagi sekarang musim panas dan kemarau panjang,” tutupnya.
Kepala Markas PMI Kota Bukittinggi, Ahmad Jais, menjelaskan bahwa permintaan air bersih dari masyarakat meningkat tajam dalam lima hari terakhir.
“Iya betul sekali. Akhir-akhir ini permintaan masyarakat untuk distribusi sangat tinggi sekali. Kita juga sudah melakukan asesmen ke lapangan. Biaro itu rata-rata masyarakat yang punya sumur gali sudah kering, bahkan setelah ditambah kedalaman 2 sampai 3 meter tetap tidak menemukan air. Makanya kemarin Biaro cukup banyak kita distribusi. Tapi di samping itu, daerah lain yang terdampak juga kita bantu, seperti Kota Hilalang, Nagari Lambah, termasuk Kota Bukittinggi di Garegeh dan MKS,” jelasnya.
Ahmad Jais menambahkan, setiap distribusi diawali dengan asesmen untuk memastikan tepat sasaran.
“Kita punya data yang jelas. Berapa yang dibutuhkan, bagaimana kondisinya, betul kering apa tidak, semuanya sudah kita lakukan asesmen. Kegiatan ini memang diprioritaskan untuk masyarakat yang betul-betul membutuhkan. Prinsipnya, PMI tidak bisa memenuhi semua kebutuhan, tapi fokus pada kebutuhan mendasar. Air ini diharapkan dipakai untuk masak dan minum, bukan untuk mencuci atau mandi,” tegasnya.
Ia juga menyoroti perlunya masyarakat saling toleransi saat pembagian air.
“Kadang ada satu keluarga mengambil sampai 4–5 ember besar. Itu membuat yang lain berkurang. Kami harapkan masyarakat bisa saling toleransi, ambillah secukupnya. PMI akan menjadwalkan distribusi secara rutin setiap dua hari sekali, sehingga kebutuhan bisa terus tercukupi,” jelas Ahmad Jais.
Lebih jauh, ia mengajak pihak donatur untuk ikut berpartisipasi.
“PMI juga terbatas secara dana. Kegiatan distribusi ini bisa berjalan berkat adanya dukungan donatur. Karena itu, kami sangat berharap ada masyarakat atau pihak peduli yang mau menyalurkan donasi melalui PMI Kota Bukittinggi agar distribusi air bagi warga terdampak kekeringan bisa terus berlanjut,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PMI Kota Bukittinggi, H. Chairunnas, menegaskan bahwa layanan ini diberikan sepenuhnya gratis.
“PMI Kota Bukittinggi akan terus berupaya membantu warga yang terdampak kekeringan. Layanan air bersih ini merupakan bentuk nyata kepedulian kami. Semua diberikan secara gratis, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan,” tegasnya.
PMI memastikan akan tetap siaga mendampingi warga selama musim kemarau, baik dengan distribusi air bersih, layanan kesehatan, maupun penanggulangan bencana lainnya.
0 Komentar